Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ustadz, saya pernah baca hadist yg
intinya seperti ini: "Islam akan ditolong oleh orang fajir". Bagaimana
kedudukan hadits tersebut Ustadz? Bagaimana penjelasan hadits tersebut?
Terima Kasih Ustadz. Semoga Allah memberkahi kaum muslimin.
Hahn If
______________________________________
Oleh: Badrul Tamam
Wa'alaikum Salam Warahmatullah Wabarakatuhu
Al-Hamdulillah atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam teruntuk hamba dan utusan-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnhya.
Saudaraku yang mulia, hadits tersebut
terdapat dalam Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), berarti
muttafaq 'alaih (disepakati kesahihannya). Hadits tersebut cukup
panjang dan di antara kalimat hadits tersebut:
إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ
"Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali jiwa muslim dan sesungguhnya Allah akan menguatkan dien ini dengan laki-laki fajir."
Bahkan Imam Bukhari menjadikannya
sebagai judul bab: Bab Sesungguhnya Allah menguatkan (menolong) dien ini
dengan laki-laki fajir.
Hadits tersebut menceritakan tentang
seseorang yang sangat pemberani dalam berperang. Para sahabat
mengaguminya. Tapi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mempersaksikan bahwa ia sebagai penghuni neraka.
Dan ternyata benar sabda beliau ini.
Saat perang berkecamuk, ia bertarung dengan sangat semangat dan ksatria.
Lalu ia terluka parah. Sampai di suatu malam ia tak tahan dengan
sakitnya. Ia tak sabar atas lukanya. Lalu ia bunuh diri.
Kemudian disampaikanlah berita itu kepada beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lantas beliau bertakbir "Allahu Akbar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya."
Kemudian beliau memerintahkan kepada
Bilal agar mengumpulkan orang untuk menyampaikan, "Sesungguhnya tidak
masuk surga kecuali jiwa muslim dan sesungguhnya Allah akan menguatkan
dien ini dengan laki-laki fajir."
Bahwa terkadang seseorang itu terlihat
hebat di mata manusia, tapi sebenarnya ia menyimpan sesuatu yang
berlainan dengan itu, sehingga Allah memperlihatkannya pada akhir
hayatnya.
Sehingga seorang muslim tidak boleh
tertipu dengan amalnya sehingga sangat membanggakannya dan membuatnya
sombong. Tidak boleh pula ia bersandar kepada amalnya tersebut dan
melupakan Allah Ta'ala. Ia harus senantiasa takut dari tertolaknya amal,
meminta rahmat Allah atas amalnya sehingga diterima dan diampuni
dosanya.
Dan hendaknya ia terus meminta keteguhan
dan hidayah kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala-Nya,
berbuat apa yang diinginkan-Nya, dan memutuskan apa yang Dia kehendaki.
Dan sesungguhnya seseorang adakalanya
sangat hebat di medan jihad, dan itu baik untuk pasukan. Sementara
kefajirannya untuk dirinya sendiri. Ia merugi karenanya.
Oleh sebab itu, seorang mujahid wajiblah
memperhatikan niat dan kondisi dirinya agar ia tidak merugi dalam amal
jihadnya. Wallahu Ta'ala A'lam.