Agama Islam akan di jaga oleh pemiliknya Allah Azza Wa Jalla, sampai
akhir zaman. Tak perlu dikawatirkan. Sekalipun orang-orang kafir
berusaha menghapus agama Allah ini. Tapi, tak pernah mereka berhasil
mewujudkannya. Karena, Islam adalah agama fitrah yang sudah menjadi
bagian hidup manusia. Keruntuhan manusia yang tidak menerima agama Allah
ini, menggambarkan bukti dari keotentikannya. Dan, Islam terus
berkembang di seluruh penjuru alam, dan manusia berbondong-bondong masuk
agama Allah itu.
Ketika awal da’wah yang disampaikan oleh Rasulullah shallahu alaihi
wa salam di jazirah Arab, banyak yang menolak ajakannya, dan tidak
sedikit yang terang-terangan menentangnya. Bahkan, diantara mereka ada
yang memerangi Rasulullah. Tapi, da’wah yang disampaikan oleh Rasulullah
shallahu alaihi wa salam terus berjalan, tak pernah berhenti, karena
tindakan orang-orang kafir yang menentangnya. Maka, satu demi satu
wilayah yang jauh dari Madinah, kemudian menerima da’wah Rasulullah, dan
mereka masuk Islam. Sampai seluruh semenanjung Arab ‘bertaslim’ masuk
ke dalam agama Allah. Inilah da’wah yang dilakukan oleh Rasulullah
shallahu alaihi wa salam.
Sampai suatu ketika, Al-Irbad bin Sariyah meriwayatkan dari Nabi Shallahu alaihi wa salam, bahwa beliau berkhotbah dihadapan kaum muslimin, “Wahai manusia. Tak lama lagi, kalian akan menjadi tentara di kirim ke pelbagai wilayah,yaitu tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman”. Kaum muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita. Mereka akan menjadi para pembebas, yang membebaskan wilayah-wilayah yang luas, dan nantinya menjadi bagian wilayah Islam, yang sudah dibebaskan.
Mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi was salam, Ibnu Hawalah berkata : “Ya Rasulullah, jika akau sampai pada masa itu, pilihkan untukku, ke kelompok tentara yang berangkat ke mana sebaiknya aku ikut?”. Selanjutnya, Nabi Shallahu alaihi wa salam, bersabda : ”Aku memilihkan Syam untukmu, karena Syam adalah pilihan kaum muslimin dan negeri pilihan Allah. Dia mengumpulkan di sana makhluk-Nya yang terpilih. JIka enggan ke sana, hendaknya pergi ke Yaman. Dan, diberi minum dengan gidirnya. Karena hal itu juga mencukupi (setara)bagiku, dari Syam dan penduduknya”. (HR.Ath-Thabrani dan al-Bazzaar). Kala itu, yang dimaksudkan oleh Baginda Rasulullah shallahu alaihi wa salam, negeri Syam, tak lain adalah wilayah Palestina, dan sekitarnya, yang sekarang termasuk Syria, Palestina, Lebanon, Yordania. Betapa, Rasulullah shallahu alaihi wa salam, menjanjikan tempat yang mulia untuk berjuang membela agama-Nya, di tanah yang merupakan pilihan dalam menegakkan jihad.
Rasulullah shallahu alaihi wa salam menyinggung mengenai masa depan Islam dan kaum muslimin, yaitu Islam akan menyebar luas ke setiap penjuru bumi, bahwa ‘futuhat’ Islam akan berderap susul menyusul dan mengetuk pintu Syam, Iraq, dan Yaman. Kelak, yang diprediksikan oleh Rasulullah Shallahu alaihi wa salam itu, terbukti. Dan, wilayah-wilayah yang luas itu, mulai dari Syam (Palestina) sampai ke Iraq, dan Yaman, semuanya menerima Islam. Tidak ada lagi wilayah yang tidak tersentuh oleh Islam, dan da’wah Rasulullah shallahu alaihi wa salam.
Allah Ta’ala berfirman : “ Dan, tiadalah yang diucapkannya yaitu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (al-Qur’an : An-Najm :3-4).
Semua itu tidak terwujud kecuali, karena perjuangan yang sangat gigih para pejuang Islam, yang denggan ikhlas menjual diri dan harta mereka demi Allah untuk menyebarkan agama-Nya, dan meneguhkan pilar-pilarnya. Kemenangan-kemenangan Islam yang terus berlangsung di seluruh wilayah jazirah Arab, sampai ke wilayah biladul Syam, tak mungkin dapat terjadi, kecuali mereka telah menceraikan dunia sebagai pemilik tujuan yang tinggi, yaitu menjdi para mujahidin di jalan Allah, agar mereka meraih salah dari sua hal yang terbaik, yaitu kemenangan atau mati syahid. Sehingga, mereka menjadi penghuni surge. Surga dibawah naungan pedang. Mereka yang telah menceraikan kenikmatan dunia, dan berjihad di jalan Allah, membela agama-Nya, dan meninggalkan segala pengaruh dunia, yang sangat tidak berarti bagi orang-orang mukmin, yang mendambakan kemuliaan kehidupan di akhirat.
Kemenangan-kemenangan dan penaklukan diraih oleh kaum muslimin, hingga akhirnya cinta dunia menguasai hati banyak kaum muslimin. Kemudian, mereka sudah tersungkur dalam pelukan kenikmattan dunia, menjadi hina, dan tidak ditakuti lagi oleh musuh-musuh Islam, atau orang-orang kafir. Cinta dunia yang menjadi tujuah hidup mereka itu, menjadikan kaum muslimin lalai dari Allah dan jihad di jalan-Nya, dan akhirnya keadaan menjadi sangatlah menyedihkan. Seperti kondisi hari ini yang dialami kaum muslimin, yang menjadi hina dina, serta bercerai-berai dikalahkan oleh musuh-musuhnya, karena mereka telah meninggalkan jihad.
Peristiwa yang menyedihkan ini, akibat dari kebanyakan negeri Islam yang dahulu bendera Islam berkibar di sana, dan dari menara-menara masjidnya dikumandangkan adzan, sekarang ini tidak ada lagi hubungannya dengan Islam, dan kaum muslimin. Seperti negeri-negeri Islam, yang ada sekarang ini, di kawasan Timur Tengah, yang para pemimpinnya, terutama para Raja, Presiden, dan Sultan, sudah terbalut dengan kemewahan dunia, dan tidak lagi memikirkan Islam, dan jihad melawan musuh-musuh Islam, yang sekarang terang-terangan menghancurkan Islam. Semua ini tidak terjadi kecuali karena cinta dunia.
Dalam sebuah hadist yang disabdakan Rasulullah : “Bukan kemiskinan yang aku kawatirkan atas kalian. Yang aku khawatirkan adalah kalau dunia dilimpahkan kepada kalian, sebagaimana dilimpahkan kepada orang-orang yang sebelum kalian, lalau kalian bersaing memperebutkannya, sebagaimana mereka dahulu memperebutkannya, dan akhirnya dunia itu membuat kalian hancur, sebagaimana telah membuat mreka hancur”. (HR. Buchari dan Muslim).
Kaum muslimin tak pernah mendapatkan kemuliaan dan kejayaan, selama mereka mencintai dunia, dan mereka akan hina dibawah telapak kaki kenikmatan dunia. Wallahu ‘alam.(Ms)
Sampai suatu ketika, Al-Irbad bin Sariyah meriwayatkan dari Nabi Shallahu alaihi wa salam, bahwa beliau berkhotbah dihadapan kaum muslimin, “Wahai manusia. Tak lama lagi, kalian akan menjadi tentara di kirim ke pelbagai wilayah,yaitu tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman”. Kaum muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita. Mereka akan menjadi para pembebas, yang membebaskan wilayah-wilayah yang luas, dan nantinya menjadi bagian wilayah Islam, yang sudah dibebaskan.
Mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi was salam, Ibnu Hawalah berkata : “Ya Rasulullah, jika akau sampai pada masa itu, pilihkan untukku, ke kelompok tentara yang berangkat ke mana sebaiknya aku ikut?”. Selanjutnya, Nabi Shallahu alaihi wa salam, bersabda : ”Aku memilihkan Syam untukmu, karena Syam adalah pilihan kaum muslimin dan negeri pilihan Allah. Dia mengumpulkan di sana makhluk-Nya yang terpilih. JIka enggan ke sana, hendaknya pergi ke Yaman. Dan, diberi minum dengan gidirnya. Karena hal itu juga mencukupi (setara)bagiku, dari Syam dan penduduknya”. (HR.Ath-Thabrani dan al-Bazzaar). Kala itu, yang dimaksudkan oleh Baginda Rasulullah shallahu alaihi wa salam, negeri Syam, tak lain adalah wilayah Palestina, dan sekitarnya, yang sekarang termasuk Syria, Palestina, Lebanon, Yordania. Betapa, Rasulullah shallahu alaihi wa salam, menjanjikan tempat yang mulia untuk berjuang membela agama-Nya, di tanah yang merupakan pilihan dalam menegakkan jihad.
Rasulullah shallahu alaihi wa salam menyinggung mengenai masa depan Islam dan kaum muslimin, yaitu Islam akan menyebar luas ke setiap penjuru bumi, bahwa ‘futuhat’ Islam akan berderap susul menyusul dan mengetuk pintu Syam, Iraq, dan Yaman. Kelak, yang diprediksikan oleh Rasulullah Shallahu alaihi wa salam itu, terbukti. Dan, wilayah-wilayah yang luas itu, mulai dari Syam (Palestina) sampai ke Iraq, dan Yaman, semuanya menerima Islam. Tidak ada lagi wilayah yang tidak tersentuh oleh Islam, dan da’wah Rasulullah shallahu alaihi wa salam.
Allah Ta’ala berfirman : “ Dan, tiadalah yang diucapkannya yaitu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (al-Qur’an : An-Najm :3-4).
Semua itu tidak terwujud kecuali, karena perjuangan yang sangat gigih para pejuang Islam, yang denggan ikhlas menjual diri dan harta mereka demi Allah untuk menyebarkan agama-Nya, dan meneguhkan pilar-pilarnya. Kemenangan-kemenangan Islam yang terus berlangsung di seluruh wilayah jazirah Arab, sampai ke wilayah biladul Syam, tak mungkin dapat terjadi, kecuali mereka telah menceraikan dunia sebagai pemilik tujuan yang tinggi, yaitu menjdi para mujahidin di jalan Allah, agar mereka meraih salah dari sua hal yang terbaik, yaitu kemenangan atau mati syahid. Sehingga, mereka menjadi penghuni surge. Surga dibawah naungan pedang. Mereka yang telah menceraikan kenikmatan dunia, dan berjihad di jalan Allah, membela agama-Nya, dan meninggalkan segala pengaruh dunia, yang sangat tidak berarti bagi orang-orang mukmin, yang mendambakan kemuliaan kehidupan di akhirat.
Kemenangan-kemenangan dan penaklukan diraih oleh kaum muslimin, hingga akhirnya cinta dunia menguasai hati banyak kaum muslimin. Kemudian, mereka sudah tersungkur dalam pelukan kenikmattan dunia, menjadi hina, dan tidak ditakuti lagi oleh musuh-musuh Islam, atau orang-orang kafir. Cinta dunia yang menjadi tujuah hidup mereka itu, menjadikan kaum muslimin lalai dari Allah dan jihad di jalan-Nya, dan akhirnya keadaan menjadi sangatlah menyedihkan. Seperti kondisi hari ini yang dialami kaum muslimin, yang menjadi hina dina, serta bercerai-berai dikalahkan oleh musuh-musuhnya, karena mereka telah meninggalkan jihad.
Peristiwa yang menyedihkan ini, akibat dari kebanyakan negeri Islam yang dahulu bendera Islam berkibar di sana, dan dari menara-menara masjidnya dikumandangkan adzan, sekarang ini tidak ada lagi hubungannya dengan Islam, dan kaum muslimin. Seperti negeri-negeri Islam, yang ada sekarang ini, di kawasan Timur Tengah, yang para pemimpinnya, terutama para Raja, Presiden, dan Sultan, sudah terbalut dengan kemewahan dunia, dan tidak lagi memikirkan Islam, dan jihad melawan musuh-musuh Islam, yang sekarang terang-terangan menghancurkan Islam. Semua ini tidak terjadi kecuali karena cinta dunia.
Dalam sebuah hadist yang disabdakan Rasulullah : “Bukan kemiskinan yang aku kawatirkan atas kalian. Yang aku khawatirkan adalah kalau dunia dilimpahkan kepada kalian, sebagaimana dilimpahkan kepada orang-orang yang sebelum kalian, lalau kalian bersaing memperebutkannya, sebagaimana mereka dahulu memperebutkannya, dan akhirnya dunia itu membuat kalian hancur, sebagaimana telah membuat mreka hancur”. (HR. Buchari dan Muslim).
Kaum muslimin tak pernah mendapatkan kemuliaan dan kejayaan, selama mereka mencintai dunia, dan mereka akan hina dibawah telapak kaki kenikmatan dunia. Wallahu ‘alam.(Ms)