Aksi-aksi Tata Liem cukup menghebohkan jagat dunia selebritis tanah
air. Sejak foto mesumnya dengan Kiki, personel band Derayu, muncul, nama
Tata semakin ramai diperbincangkan. Ditambah lagi, pria yang punya
dandanan nyentrik tak segan-segan mengakui dirinya seorang homoseksual.
Sebagai manusia biasa, Tata rupanya ingin sembuh dari penyakit suka
sesama sejenis itu. Apalagi, keluarga besar Tata pada dasarnya memang
ketat untuk urusan agama.
Untuk kembali ke 'jalan' yang lurus itu, Tata sadar tak semudah
membalik telapak tangan. Maka itu, dia coba mulai banyak berkomunikasi
dengan seorang pria yang dianggapnya sebagai guru spiritual yakni ustaz
Mukhlis Elfaruqi.
"Ustaz membimbing aku bagaimana kita mendalami agama yang baik," kata
Tata membuka cerita soal guru spiritualnya itu kepada merdeka.com,
Sabtu (16/3).
Meski seorang ulama muda, menurut Tata, ustaz Mukhlis sangat mengerti
antara tuntutan pekerjaan Tata dan kehidupan aslinya. Maksudnya, Tata
selalu diberi masukan yang dapat diterima tanpa menghalangi karirnya.
"Namanya artis itu kan keliatan vulgar, padahal itu terkadang cuma di
publik karena tuntutan profesi. Nah itu tadi, ustaz ngajarin kerja yang
sebenarnya diridhoi," tambahnya.
"Pokoknya buat tenang," tegas pria berambut blondy ini.
Pertemuan Tata dan sang guru spiritual bermula dari seorang teman.
Kebetulan, di saat pertemuan itu Tata tengah ada masalah dengan
karirnya, yakni foto mesumnya dengan seorang pria beredar luas.
"Jadi kenal ustaz itu udah hampir 8 bulanan lalu, saat kejadian sama
Kiki itu (foto mesum). Trus aku dikenali teman, ngobrol, dan ternyata
dia cukup baik ajarin aku. Karena sebagai muslim kan aku juga pingin
tobat," ujarnya.
Tata terkenal suka bicara ceplas ceplos. Hal itu juga yang dia
lakukan dengan guru spiritualnya, termasuk soal penyakit homoseksual
yang diderita.
"Aku ceritain kronologisnya dengan tepat. Aku terbuka, saya bilang
saya gay, tapi sebagai muslim apakah saya salah kalau pingin kembali ke
jalan yang benar?" ungkap pria berdarah Mandailing Aceh ini.
"Dan ternyata ustaz malah memuji saya. Katanya dia salut sama aku,
gak munafik, kamu pingin berubah menjadi lebih baik dengan mencerita
semuanya, kalau nutupin ya buat apa konslutasi. Dari situlah kemudian
aku mulai sering ikut ceramah beliau, ikut pengajian beliau namanya Al
Fathan setiap minggu. Intinya kita percaya Allah, minta sama Allah yang
terbaik."
Tata bercerita, sebelum kenal ustaz Mukhlis, dia pernah ikut-ikut
teman main ke 'orang pinter'. Dia mengenang, setiap ada yang mengatakan
ada paranormal bagus di satu tempat sekalipun di luar kota, bersama
teman-temannya Tata bakal menjamaninya.
"Jadi setiap ada yang bilang ada dukun yang bagus atau orang pinter
meski di luar kota kita kejar. Tapi akhirnya aku sadar yang terbaik
tetap minta ke Allah, karena tanpa diminta pun Allah udah kasih aku,"
jelasnya.
Soal penyakitnya, setelah berkonsultasi dengan ustaz, Tata merasakan
banyak ketenangan dirinya. Dia bahkan bertekat untuk berubah meski dia
sadar itu tidak mungkin dilakukan dengan cara yang instan.
"Ya seperti ada sentuhan, jadi tahu apa yang diharamkan sama Allah.
Keinginan berubah itu ada tapi kan nggak memang semudah itu. Setiap
kadang pingin iseng, aku langsung takut dan berusaha nge-rem. Karena
dalam Alquran pun itu memang dilarang. Setidaknya aku mengurangi sedikit
demi sedikit," kata Tata.
Begitu pula dengan ibadahnya. Tata mulai kembali salat dan berpuasa meski belum hitungan baik apalagi sempurna.
"Dulu waktu SD, setiap pulang sekolah harus ngaji kalau nggak
dipukul. Alhamdulillah aku udah khatam beberapa kali lo. Aku juga pernah
Umroh loh gini-gini," ucapnya bangga sambil tertawa.
Dengan semua pengalaman rohaninya itu, Tata berharap dukungan dari guru spiritualnya itu dapat membuatnya insaf.
"Dengan pekerjaan ku yang begini pasti itu gak mudah, godaan itu
banyak tapi aku kurangi. Aku klise kalau sekarang aku bilang insaf, tapi
paling tidak sekarang saya jadi tahu mana yang boleh dan tidak dalam
agama Islam," tandas anak ketiga dari lima bersaudara ini.