Sejak kecil memang sudah mahir berpidato. Udin nama panggilan masa kecilnya adalah anak tunggal dari pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi. Mulai masuk sekolah Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta, ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah. Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia selalu memukau teman-temannya.
Zainuddin MZ semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar ke seluruh Indonesia, hingga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, suami Hj. Kholilah ini mulai dilirik oleh beberapa stasiun televisi.
Pada tahun 1977-1982, KH Zainuddin MZ bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP).Pada 20 Januari 2002 beliau bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai tahun 2006.
Namun KH. Zainuddin MZ merasa berpolitik bukan dunianya, Beliau mundur dari dunia politik dan kembali untuk berdakwah dan kembali berada ditengah-tengah umat.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengatakan bahwa Zainuddin sebagai penceramah yang mampu memberikan pencerahan bagi umat Islam. “Dia orang besar yang berhasil menyadarkan umat beragama. Saya suka dengar ceramahnya,” jelas Mahfud di gedung MK, Jakarta, Selasa (5/7).
Sosok Zainudin MZ yang dikenal sebagai dai sejuta umat, dalam setiap ceramahnya selalu mengingatkan masalah kesejahteraan masyarakat dan pentingnya pendidikan dilihat dari sudut agama.
K.H. Zainuddin M.Z. meninggal pada Selasa, 5 Juli 2011 pukul 10:15 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Zainuddin, sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit. Penyebab wafatnya da'i kondang ini adalah serangan jantung.
