Aplikasi Java, mulai banyak digunakan
pada website, demikian pula agar website bisa dibuka dengan baik,
seringkali meminta kita untuk mengupdate aplikasi Java terlebih dahulu.
Proses tersebut menjadi cara penyebaran yang ampuh.
Pada kondisi tersebut mungkin untuk sementara waktu kita perlu
me-non-aktifkan aplikasi Java di komputer kita. Langkah ini adalah
langkah darurat yang dilakukan untuk terhindar dari malware yang
menyebar dengan memanfaatkan celah pada versi terbaru Java (versi 1.7,
Update 6.). Para peneliti ESET, juga telah mengkonfirmasi bahwa
Blackhole, berada dibalik pemanfaatan celah pada Java tersebut.
Berikut ini ditampilkan beberapa solusi praktis untuk mencegah
komputer kita agar tidak terserang malware yang saat ini telah menyebar
di beberapa wilayah dengan memanfaatkan celah pada Java. Lapis pertama
untuk pertahanan adalah mematikan atau menonaktifkan Java di browser
Anda (Chrome, Firefox, Safari, Opera, dan Internet Explorer).
Celah CVE-2012-4681 zero day yang kini marak memaksa kita untuk
sementara waktu tidak menggunakan Java di browser. Jika masih ada, atau
bahkan baru saja diupdate ke versi yang baru, tetap saja, lebih baik di
nonaktifkan dulu. Cara ini untuk memastikan Anda mendapatkan versi yang
sudah di-
patched segera setelah ada peringatan dari upaya yang mencoba untuk mem-
bypass browser yang Anda gunakan.
Menonaktifkan Java di Google Chrome
Google Chrome menyebut Java didalam sistemnya sebagai “Plug-in” dan
untuk menonaktifkan Java di Google Chrome Anda bisa mengakses Plug-in
settings dengan cara masuk ke “chrome://plugins” di address field
(tanpa tanda kutip). Google Chrome memungkinkan Anda untuk mengaktifkan
maupun menon-aktifkan Plug-in yang terinstall di komputer. Klik Disable
akan membuat Plug-in tidak berfungsi. Sebagai tindakan pencegahan
tambahan, restart Chrome setelah menonaktifkan Java Plug-in.
Pada browser Chrome dimungkinkan untuk melakukan setting Plug-in.
Sehingga Chrome meskipun dalam kondisi aktif, tidak secara otomatis
mengeksekusi Plug-in yang mengandung risiko membahayakan. Justru, Chrome
akan meminta izin terlebih dahulu untuk menjalankan Plug-in seperti
Java mekanisme ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
"Kita bisa saja mengizinkan mengaktivasi untuk situs tertentu, atau
mengakftifkan setting “Always allowed” pada sistem kita. Tetapi sangat
dianjurkan untuk tidak memilih setting “Always allowed” pada sistem
Anda," ujar Yudhi Kukuh, Technical Consultant, ESET Indonesia.
Menonaktifkan Java di Firefox
Browser Firefox juga mengkategorikan Java sebagai plugin, sehingga
untuk Menonaktifkan dilakukan lewat Add-ons Manager, seperti terlihat
pada screenshot berikut ini. Anda bisa masuk ke Firefox Add-ons Manager
dengan meng-klik tombol pada bagian atas browser (gunakan Tools menu
jika Anda menggunakan Firefox pada OS Windows XP), kemudian klik
Add-ons. Kemudian Add-ons Manager tab akan muncul. Pilih Plugins Panel
pada Add-ons Manager tab.
Anda mungkin akan menemukan bahwa Java pada browser Firefox di OS
Windows bisa di non-aktifkan dengan menggunakan Windows Control Panel.
Tetapi mengingat cara tersebut tidak bisa diandalkan maka jangan lakukan
melalui Windows Control Panel.
Menonaktifkan Java di Safari
Instruksi untuk menonaktifkan Java di browser Safari pada OS Mac bisa
dilihat pada layanan support Apple. Jika Anda menggunakan Safari pada
OS Windows, Langkah non-aktivasi bisa dilakukan dengan cara Pilih Edit
dari main menu (tekan tombol Alt key untuk menampilkan menu), kemudian
pilih. Langkah itu menampilkan dialog box (atau tekan Control dan koma
bersamaan).
Yang perlu dicatat adalah Java yang sedang marak disusupi malware
adalah Java versi 1.7, yang mungkin tidak bisa diinstall di komputer
Mac. Sebagian besar Mac menggunakan Lion atau Mountain Lion yang bisa
menjalankan Java versi 1.6. Java versi 1.6 kebetulan tidak terpengaruh
oleh masalah celah yang sedang marak ini. Apple juga tidak memaksakan
versi 1.7 untuk digunakan oleh para customernya. Untuk bisa running Java
versi 1.7 hanya bisa dilakukan melalui proses instalasi sendiri. Tetapi
untuk menghindari resiko untuk amannya, lebih baik Java yang terdapat
di komputer dinon-aktifkan dulu untuk sementara.
Menonaktifkan Java di Opera
Anda bisa dengan mudah masuk lalu mengubah settingan plug-in di
browser Opera browser dengan masuk ke “about:plugins” pada address bar
(tanpa tanda kutip).
Menonaktifkan Java di Internet Explorer
Menonaktifkan Java memang agak sulit mengingat pentingnya aplikasi
tersebut, tetapi pesan yang diedarkan oleh US-CERT terkait dengan
masalah Java terutama tentang celah VU#636312.
“Menonaktifkan Plug-in Java di browser Internet Explorer jauh lebih
rumit ketimbang pada browser lain. Ada beberapa cara untuk invoke Java
applet, dan melakukan configure Java Plug-in support,” ujar Yudhi.
Tapi praktiknya ternyata lebih rumit karena salah satu cara yang
kebetulan banyak dikenal untuk menonaktifkan Java pada IE adalah dengan
menggunakan Programs section pada Control Panel di Windows 7–yang
ternyata seringkali gagal. Sedangkan instruksi yang diberikan oleh
US-CERT agak membingungkan untuk sebagian besar user, jadi jika Anda
menemui kebingungan dan tidak terbiasa dengan editing registry, jauh
lebih baik jika Anda mengupayakan bantuan.
Untuk sementara jangan gunakan IE sampai Anda bisa menonaktifkan Java
di browser IE, dan jangan jadikan IE sebagai default browser karena
malware diaktifkan lewat default browser meskipun tidak sedang
digunakan. Selanjutnya Anda bisa mengganti default browser dengan
browser lain untuk sementara waktu.
Hapus Java Seluruhnya
Menghapus Java dari komputer kita bisa jadi salah satu solusi juga
tetapi masalahnya kemudian, ada aplikasi tertentu yang berbasis Java.
Contoh “OpenOffice” aplikasi yang digunakan untuk bekerja seperti
LibreOffice. Sehingga tentu akan menimbulkan masalah baru dengan
menghapus Java begitu saja dari komputer.
Selain beberapa tips tersebut diatas, user tentu berharapan Oracle
sebagai pemilik Java akan me-release “obat” penambal celah. Kita tunggu
saja perkembangannya.
Masih menurut Yudhi Kukuh, “Metode penyebarluasan malware dengan
menumpang pada update applikasi menjadi sangat efektif terutama karena
applikasi yang menjadi kendaraan adalah Java. Siapa yang tidak kenal
Java di era sekarang ini?”
“Dengan success rate, ditambah kecepatan penyebaran yang tinggi,
membuat BlackHole ini cukup untuk bisa dikatakan sebagai ancaman,
sehingga selain menunggu Oracle akan mengeluarkan penambalnya, user
dihimbau untuk berhati-hati, dan untuk sementara tidak mengambil risiko
apa pun,” tutup Yudhi Kukuh.