Paris - Pemerintah Perancis berencana meminta sekitar 30.000
perempuan yang pernah menjalani prosedur "pembesaran payudara" untuk
melepas payudara palsu mereka, seperti dilansir Global Post, Selasa (20/12/2011). Seruan itu dikeluarkan karena implan yang digunakan berpotensi menyebabkan kanker.
Sumber : internasional.kompas.com
Para penyelidik menemukan bahwa
implan yang diproduksi perusahaan Perancis, Poly Implant Protheses
(PIP), dibuat dari silikon berkualitas rendah yang menurut pakar
kesehatan bersifat karsinogenik atau pemicu kanker.
Sejauh ini terdapat sembilan
kasus kanker pada perempuan yang menggunakan payudara implan. Pakar
kesehatan pun meminta segera digelar pertemuan untuk membicarakan
"krisis kesehatan" itu. Satu orang di antaranya meninggal dunia, surat
kabar Liberation melaporkan.
Dr Laurent Lantieri, pakar
bedah plastik dan angota komisi khusus Pemerintah Perancis mengatakan,
"Kita menghadapi krisis kesehatan yang terkait penipuan. Kami menyadari
hal itu. Memang bukan hal mendesak, tetapi ini bukan lagi pilihan.
Semua implan itu harus diambil."
Implan PIP merupakan salah satu yang termurah, sampai semua produknya ditarik dari pasaran pada 2010. Menurut harian Perancis, Le Figaro, sekitar 30.000 perempuan Perancis menggunakannya, juga 300.000 perempuan di seluruh dunia.
Lebih dari 2.000 perempuan yang
menggunakan implan produk PIP sudah mengajukan komplain. Pihak
berwenang pun menyelidiki perusahaan itu atas dugaan pembunuhan akibat
kelalaian.
Jika pasien mengalami kondisi
darurat, pemerintah akan mengganti biaya operasi pengangkatan payudara.
Namun, jika yang dilakukan adalah mengganti dengan bahan implan lain,
tidak akan ada penggantian dari pemerintah, kecuali apabila operasi itu
bersifat rekonstruktif.
Menurut TF 1 News, tidak
semua perempuan yang menjalani implan mau mendengar seruan itu.
Dikatakan oleh Dr Dominque Michel Courtois, yang mewakili kelompok
pendukung korban PIP, mereka memilih hidup dengan risiko terkena kanker
payudara ketimbang mengangkat implan tersebut, tetapi tidak memiliki
biaya menggantinya.
Sumber : internasional.kompas.com