BOGOR - Media massa memberitakan
banyak pasangan muda-muda yang terjaring di Hari Valentine. Inilah
bukti nyata, budaya yang merusak itu telah menghancurkan moral generasi
muda.
Di Bogor, sejumlah taman kota yang selama ini disinyalir dijadikan
tempat mesum digerebek Satpol PP Kota Bogor, Rabu malam. Razia yang
digelar pada malam valintine’s day itu berhasil menjaring delapan
pasangan remaja di sejumlah taman kota. Pada waktu bersamaan Satpol PP
Kabupaten juga merazia wanita pelacur di Kecamatan Cileungsi, Ciawi dan
Megamedung.
Sejak pukul 21:30, puluhan petgas Satpol PP Kota Bogor menyisir
beberapa taman kota yang dijadikan tempat nongkorong remaja di Kota
Hujan. Beberapa pasangan yang diduga melakukan aksi mesum diamankan. Di
antaranya di Jembatan Ceger, Kampung Sawah terjaring dua pasang, lalu
di Taman Sempur lima pasang, satu diantaranya adalah ibu rumah tangga.
Sedangkan sepasang lagi di Taman Peranginan.
Dalam razia ini kebenyakan yang terjaring masih berstatus pelajar
SMP dan SMA. “Enam pelajar SMP, delapan SMA dan satu ibu rumah tangga
bersama pasangannya,” ujar Kepala Satpol PP Kota Bogor Hendi Iskandar.
Delapan pasangan yang terjaring, setelah didata dan diberi nasihat
lalu dibebaskan dengan syarat orang tuanya yang mengambi di Kantor
Disnakerrsostrans Kota Bogor.
Pada waktu bersamaan, Satpol PP Kabupaten Bogor merazia wanita
pelacur di sejumlah daerah rawan maksiat. Puluhan Satpol PP dibantu TNI
dan Polri menysisir di kawasan bekas lokolisasi di Desa Limusnunggal,
Cileungsi. Di kecamatan ini tiga pelacur dan seorang pria hidung
belang diamankan. Kemudian tim gabungan bergerak ke Ciawi dan Megandung
dan menjaring enam pelacur dan satu germo.
Menurut Sri Mulyani, Kasi Pemulihan Sosial Dinsosnakertras Kabupaten
Bogor, mereka yang terjaring akan didata. Mereka yang terbukti pelacur
dibawa ke Panti Sosial di Pasar Rebo, Jaktim. Sementara yang tidak
terbukti tetap didata dan dipulangkan. “Mereka yang dibawa ke Pasar
Rebo akan kami bina enam bulan. Setelah dibina mereka tidak kembali ke
dunia prostitusi, pulang kampung atau membuka usaha halal,” katanya.
Depok Jaring 16 Pasangan
Di Kota Depok, saat perayaan Valentine Day, jajaran Polresta Depok
serempak mengerahkan tujuh wilayah kepolisiannya melakukan razia di
tempat-tempat hotel melati, cafe, dan kost-kostan mesum di empat
kecamatan. Razia berlangsung di kawasan Cimanggis, Bojong Gede,
Sukmajaya, dan Limo, hasilnya mendapatkan 60 pasangan yang bukan suami
istri.
Selain pasangan mesum yang diamankan, polisi juga menemukan senjata
api, peluru, ganja serta air soft gun. Bahkan polisi juga memberikan
Police Line atau garis polisi di Hotel Genggong yang senmpat terazia
untuk tidak boleh beroperasi lagi.
Petugas yang merazia kost-kostan mesum di Desa Tonjong, Desa Bojong
Gede, Kab. Bogor. Sebanyak 16 pasangan terjaring petugas, salah satunya
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari salahsatu kementrian.
Sementara itu di tempat laiinnya daerah kecamatan Cimanggis di hotel
klas melati terjaring 16 pasangan, dan di Kecamatan Sukmajaya ada 20
pasangan, dan limo ada 8 pasangan. “Kebanyakan yang diamanakan adalah
mahasiswa, pegawai, masyarakat biasa, dan pria sudah beristri,” ujar
Kombes Mulyadi Kaharni kepada Pos Kota, Rabu (15/2).
Menurut Mulyadi, razia tersebut dilakukan untuk mencegah peredaran
miras, narkoba hingga perdagangan anak di bawah umur. Hotel yang
diberikan garis polisi juga dilarang beroperasi hingga ada pembinaan
manajemen yang baik. “Kita menghindari traficking ABG, dan menjaga
Kamtibmas juga. Saya berharap adanya ketegasan pemerintah khususnya
dinas terkait untuk melakukan penertiban tempat – tempat penginapan,
hanya satu yang kita tahan karena membawa narkoba,” tegasnya
“Kita mengamankan dua gadis ABG berusia 18 dan 19 tahun. Ada kaitan yang mengarah kepada traficking ABG,” paparnya.
Sementara itu, Kepolisian Resort Bojonegoro, menggelar razia dadakan
untuk memberantas penyakit masyarakat saat malam perayaan Valentine.
Alhasil, polisi menangkap basah empat pasangan bukan suami istri yang
berada di tiga hotel.
Keempat pasangan itu dijaring polisi di Hotel Sahabat, kamar kost
Faradina dan kamar hotel Asia tepat pada malam menjelang Hari Valentine
yang jatuh, Kamis hari ini. Saat dijaring, mereka tengah berada di
dalam kamar, bahkan ada yang dalam keadaan tanpa busana.
Di antara para pasangan itu ada seorang perempuan yang mengaku akan
menyanyi disebuah kafe yang berada di Kecamatan Balen, Bojonegoro.
Perempuan berusia 33 tahun itu mengenakan kaus merah dan celana jeans
ketat. Ia ketangkap basah berduaan dengan pria idaman lain di kamar
hotel Sahabat.
Di hari Valentine, sebanyak 15 orang atau 7 pasangan dan satu wanita
tak membawa identitas terjaring razia setelah ditemukan menginap di
kamar hotel maupun kos tanpa surat nikah. Mereka terjaring razia yang
dilakukan jajaran Kepolisian Resort Bojonegoro saat perayaan Valentine
day, Kamis (14/2/2013) malam.
Razia ketertiban secara rutin tersebut dilakukan di penginapan,
rumah kost dan hotel yang ada di Bojonegoro. Seperti Hotel Asia, hotel
Kudus, hotel sahabat, hotel Wina, hotel Panatau, dan penginapan
Faradina. "Sebelumnya sudah dilakukan razia dikamar kost dan
ditempat-tempat hiburan," jelas Kabag Sumda, Polres Bojonegoro, Kompol
Hanis Subianto.
Valentine Ditolak di Luar Negeri
Di Bogor, Hari Valentine atau kasih sayang yang jatuh 14 Februari
disambut demo oleh ratusan massa tergabung dalam Badan Koordinasi
Lembaga Dakwah Kampus Kota Bogor di Tugu Kujang, Jalan Pajajaran Kota
Bogor, Selasa (14/2). Mereka menilai Valentine merupakan hari
pelampiasan nafsu.
Massa yang kebanyakan kuam wanita ini mengelar aksi dari Jalan
Kapten Muslihat menuju Tugu Kujang yang jaraknya sekitar 500 meter.
Sepanjang jalan itu mereka membagi-bagikan brosur anti Valintine’s Days
kepada pengguna jalan. “Valintine itu kufur. Jangan sampai generasi
muda diperdaya olehnya. Banyak gadis di Indoneai sudah tak perawan
lagi karena terpedaya Valinine’ Days,” ujar Koordinator aksi, Sandi
Noviandi.
Sejumlah penelitian, katanya menunjukkan lebih dari 50 persen gadis
di Indonesia tidak perawan lagi karena pergaulan bebas. Salah satunya
hasil penelitian yang dilakukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional tahun 2010 menyebutkan lebih dari 50 persen gadis di Indonesia
tidak perawan lagi. “Bahkan ada yang meneliti 21 persen siswi SMP
pernah melakukan aborsi,” katanya seraya menyebutkan budaya merayakan
valentine juga tak jauh dari maksiat, merusak akhlak, dan mendekati
zina. Aksi ini berjalan damai dengan kawalan papara kepolisian.
Di Bandung, Jawa Barat, sejumlah gadis berjilbab memanfaatkan hari valentine untuk kampanye menutup aurat dan memakai jilbab.
Di luar negeri, seperti di Arab Saudi, Kepolisian agama Arab Saudi
menangkap 140 orang karena merayakan Hari Valentine. Kepolisian agama
lewat akun Twitternya mengatakan aparat telah menghukum mereka yang
ditangkap dan penangkapan terus dilakukan.
Mereka juga menyita semua bunga mawar merah dari toko-toko karena
bunga-bunga tersebut dianggap mendorong orang untuk merayakan Hari
Valentine. Di situsnya, kepolisian agama memuat berbagai dampak buruk
perayaan Hari Valentine.
Kaum konservatif di berbagai negara, antara lain Indonesia, Malaysia
dan Arab Saudi, melarang keras perayaan Hari Valentine karena dianggap
sebagai budaya kemunduran
Di Kuala Lumpur, Kementrian Pembangunan Islam mengerahkan 250 LSM
untuk ikut menyerukan bahaya perayaan Valentine pada kalangan muda yang
cenderung mengarah ke seks pra nikah.
Di Islamabad, Pakistan, badan pengawas media Pakistan, PEMRA,
meminta stasiun TV dan radio membatasi siaran yang merayakan Hari
Valentine untuk mencegah ketersinggungan agama. PEMRA mengatakan siaran
seperti itu dilihat sebagai kebejatan dalam sebuah bangsa Islam,
sebagaimana dilaporkan wartawan BBC, dari Islamabad, ibukota Pakistan.
Sejumlah warga Pakitsan turun ke jalan di beberapa kota untuk
menentang perayaan Hari Valentine, Kamis 14 Februari, dan memintanya
untuk diganti dengan Hari Kesopanan.
Di Karachi ada sebuah papan besar dengan gambar hati berwarna hitam
bertuliskan ‘Katakan Tidak Untuk Hari Valentine’, yang dibuat oleh
sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Jamaat-e-Islami.
Sedangkan di kota Peshawar, sekelompok orang dilaporkan membakar
kartu Valentine dan sejumlah perempuan menandatangani petisi mengecam
tradisi tersebut.
Red : Adam Premuja
Sumber : VOA Islam