-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bobroknya Hari Valentine

Jumat, 15 Februari 2013 | Februari 15, 2013 WIB Last Updated 2013-02-15T13:36:21Z
BOGOR  -  Media massa memberitakan banyak pasangan muda-muda yang terjaring di Hari Valentine. Inilah bukti nyata, budaya yang merusak itu telah menghancurkan moral generasi muda. 

Di Bogor, sejumlah taman kota yang selama ini disinyalir dijadikan tempat mesum digerebek Satpol PP Kota Bogor, Rabu malam. Razia  yang  digelar pada malam valintine’s day itu berhasil menjaring delapan pasangan remaja di sejumlah taman kota. Pada waktu bersamaan Satpol PP Kabupaten juga merazia  wanita pelacur di Kecamatan Cileungsi, Ciawi dan Megamedung.

Sejak pukul 21:30, puluhan petgas Satpol PP Kota Bogor  menyisir beberapa taman kota yang dijadikan tempat nongkorong remaja di Kota Hujan. Beberapa pasangan yang diduga melakukan aksi mesum diamankan. Di antaranya di Jembatan Ceger, Kampung Sawah terjaring dua pasang, lalu di Taman Sempur lima pasang, satu diantaranya adalah ibu rumah tangga. Sedangkan sepasang  lagi di Taman Peranginan.
Dalam razia ini kebenyakan yang terjaring  masih berstatus pelajar SMP dan SMA. “Enam pelajar SMP,  delapan  SMA dan satu ibu rumah tangga bersama pasangannya,” ujar Kepala Satpol PP Kota Bogor Hendi Iskandar. Delapan pasangan yang terjaring,  setelah didata dan diberi nasihat lalu dibebaskan dengan syarat orang tuanya yang mengambi di Kantor  Disnakerrsostrans Kota Bogor.
Pada waktu bersamaan, Satpol PP Kabupaten Bogor merazia wanita pelacur di sejumlah daerah rawan maksiat. Puluhan Satpol PP dibantu TNI dan Polri menysisir di kawasan bekas lokolisasi di Desa Limusnunggal,  Cileungsi. Di kecamatan ini  tiga pelacur dan seorang pria hidung belang diamankan. Kemudian tim gabungan bergerak ke Ciawi dan Megandung dan menjaring  enam pelacur dan satu germo.
Menurut Sri Mulyani, Kasi Pemulihan Sosial Dinsosnakertras Kabupaten Bogor, mereka yang terjaring akan didata. Mereka yang terbukti pelacur dibawa ke Panti Sosial di Pasar Rebo, Jaktim. Sementara yang tidak terbukti tetap didata dan dipulangkan. “Mereka yang dibawa ke Pasar Rebo  akan kami bina enam bulan. Setelah dibina mereka tidak kembali ke dunia prostitusi, pulang kampung atau membuka usaha halal,” katanya.

Depok Jaring 16 Pasangan
Di Kota Depok, saat perayaan Valentine Day, jajaran Polresta Depok serempak mengerahkan tujuh wilayah kepolisiannya melakukan razia di tempat-tempat hotel melati, cafe, dan kost-kostan mesum di empat kecamatan. Razia berlangsung di kawasan Cimanggis, Bojong Gede, Sukmajaya, dan Limo, hasilnya mendapatkan 60 pasangan yang bukan suami istri.
Selain pasangan mesum yang diamankan, polisi juga menemukan senjata api, peluru, ganja serta air soft gun. Bahkan polisi juga memberikan Police Line atau garis polisi di Hotel Genggong yang senmpat terazia untuk tidak boleh beroperasi lagi.
Petugas yang merazia kost-kostan mesum di Desa Tonjong, Desa Bojong Gede, Kab. Bogor.  Sebanyak 16 pasangan terjaring petugas, salah satunya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari salahsatu kementrian.
Sementara itu di tempat laiinnya daerah kecamatan Cimanggis di hotel klas melati terjaring 16 pasangan, dan di Kecamatan Sukmajaya ada 20 pasangan, dan limo ada 8 pasangan. “Kebanyakan yang diamanakan adalah mahasiswa, pegawai, masyarakat biasa, dan pria sudah beristri,” ujar Kombes Mulyadi Kaharni kepada Pos Kota, Rabu (15/2).
Menurut Mulyadi, razia tersebut dilakukan untuk mencegah peredaran miras, narkoba hingga perdagangan anak di bawah umur. Hotel yang diberikan garis polisi juga dilarang beroperasi hingga ada pembinaan manajemen yang baik. “Kita menghindari traficking ABG, dan menjaga Kamtibmas juga. Saya berharap adanya ketegasan pemerintah khususnya dinas terkait untuk melakukan penertiban tempat – tempat penginapan, hanya satu yang kita tahan karena membawa narkoba,” tegasnya
“Kita mengamankan dua gadis ABG berusia 18 dan 19 tahun. Ada kaitan yang mengarah kepada traficking ABG,” paparnya.
Sementara itu, Kepolisian Resort Bojonegoro, menggelar razia dadakan untuk memberantas penyakit masyarakat saat malam perayaan Valentine. Alhasil, polisi menangkap basah empat pasangan bukan suami istri yang berada di tiga hotel.
Keempat pasangan itu dijaring polisi di Hotel Sahabat, kamar kost Faradina dan kamar hotel Asia tepat pada malam menjelang Hari Valentine yang jatuh, Kamis hari ini. Saat dijaring, mereka tengah berada di dalam kamar, bahkan ada yang dalam keadaan tanpa busana.
Di antara para pasangan itu ada seorang perempuan yang mengaku akan menyanyi disebuah kafe yang berada di Kecamatan Balen, Bojonegoro. Perempuan berusia 33 tahun itu mengenakan kaus merah dan celana jeans ketat. Ia ketangkap basah berduaan dengan pria idaman lain di kamar hotel Sahabat.
Di hari Valentine, sebanyak 15 orang atau 7 pasangan dan satu wanita tak membawa identitas terjaring razia setelah ditemukan menginap di kamar hotel maupun kos tanpa surat nikah. Mereka terjaring razia yang dilakukan jajaran Kepolisian Resort Bojonegoro saat perayaan Valentine day, Kamis (14/2/2013) malam.
Razia ketertiban secara rutin tersebut dilakukan di penginapan, rumah kost dan hotel yang ada di Bojonegoro. Seperti Hotel Asia, hotel Kudus, hotel sahabat, hotel Wina, hotel Panatau, dan penginapan Faradina. "Sebelumnya sudah dilakukan razia dikamar kost dan ditempat-tempat hiburan," jelas Kabag Sumda, Polres Bojonegoro, Kompol Hanis Subianto.
Valentine Ditolak di Luar Negeri
Di Bogor, Hari Valentine atau kasih sayang yang jatuh 14 Februari disambut demo oleh ratusan massa tergabung dalam Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus Kota Bogor di Tugu Kujang, Jalan Pajajaran Kota Bogor, Selasa (14/2). Mereka menilai Valentine merupakan hari pelampiasan nafsu.
Massa yang kebanyakan kuam wanita ini mengelar aksi dari Jalan Kapten Muslihat menuju Tugu Kujang yang jaraknya sekitar 500 meter. Sepanjang jalan itu mereka membagi-bagikan brosur anti Valintine’s Days kepada pengguna jalan. “Valintine itu kufur. Jangan sampai generasi muda diperdaya olehnya. Banyak gadis di Indoneai sudah tak perawan lagi karena terpedaya Valinine’ Days,” ujar Koordinator aksi, Sandi Noviandi.
Sejumlah penelitian, katanya menunjukkan lebih dari 50 persen gadis di Indonesia tidak perawan lagi karena pergaulan bebas. Salah satunya hasil penelitian yang dilakukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tahun 2010 menyebutkan lebih dari 50 persen gadis di Indonesia tidak perawan lagi. “Bahkan ada yang meneliti 21 persen siswi SMP pernah melakukan aborsi,” katanya seraya menyebutkan budaya merayakan valentine juga tak jauh dari maksiat, merusak akhlak, dan mendekati zina. Aksi ini berjalan damai dengan kawalan papara kepolisian.
Di Bandung, Jawa Barat,  sejumlah gadis berjilbab memanfaatkan hari valentine untuk kampanye menutup aurat dan memakai jilbab.
Di luar negeri, seperti di Arab Saudi, Kepolisian agama Arab Saudi menangkap 140 orang karena merayakan Hari Valentine. Kepolisian agama lewat akun Twitternya mengatakan aparat telah menghukum mereka yang ditangkap dan penangkapan terus dilakukan.
Mereka juga menyita semua bunga mawar merah dari toko-toko karena bunga-bunga tersebut dianggap mendorong orang untuk merayakan Hari Valentine. Di situsnya, kepolisian agama memuat berbagai dampak buruk perayaan Hari Valentine.
Kaum konservatif di berbagai negara, antara lain Indonesia, Malaysia dan Arab Saudi, melarang keras perayaan Hari Valentine karena dianggap sebagai budaya kemunduran
Di Kuala Lumpur, Kementrian Pembangunan Islam mengerahkan 250 LSM untuk ikut menyerukan bahaya perayaan Valentine pada kalangan muda yang cenderung mengarah ke seks pra nikah.
Di Islamabad, Pakistan,  badan pengawas media Pakistan, PEMRA, meminta stasiun TV dan radio membatasi siaran yang merayakan Hari Valentine untuk mencegah ketersinggungan agama. PEMRA mengatakan siaran seperti itu dilihat sebagai kebejatan dalam sebuah bangsa Islam, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC, dari Islamabad, ibukota Pakistan.
Sejumlah warga Pakitsan turun ke jalan di beberapa kota untuk menentang perayaan Hari Valentine, Kamis 14 Februari, dan memintanya untuk diganti dengan Hari Kesopanan.
Di Karachi ada sebuah papan besar dengan gambar hati berwarna hitam bertuliskan ‘Katakan Tidak Untuk Hari Valentine’, yang dibuat oleh sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Jamaat-e-Islami.
Sedangkan di kota Peshawar, sekelompok orang dilaporkan membakar kartu Valentine dan sejumlah perempuan menandatangani petisi mengecam tradisi tersebut.

Red : Adam Premuja
Sumber : VOA Islam
×
Berita Terbaru Update