-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kebohongan Israel Atas Al-Quds

Minggu, 17 Maret 2013 | Maret 17, 2013 WIB Last Updated 2013-03-17T11:26:11Z
SEBELUM kita melihat bagaimana tanggapan histeris Israel atas usulan Swedia untuk mendeklarasikan Al-Quds (jerusalem) timur sebagai ibu kota Palestina. Tel Aviv menolak mentah-mentah mentah pembekuan permukiman seluruh Al-Quds. Hal ini justru menimbulkan pertanyaan dan keraguan. Ia juga membela habis-habisan atas kejahatanya terhadap hak-hak Palestina di kota tersebut dengan berbagai alasan dan ungkapan bahasa yang halus namun tersembunyi niat jahat dari Tel Aviv.
Ketika bangsa Israel berbicara tentang Al-Quds, biasanya tidak jauh dari urusan agama atau klaim historis. Mereka menghubungkan keterkaitanya dengan kota tersebut dengan bahasa yang berbeda-beda, atau bahkan diada-adakan. Seperti, “Al-Quds adalah ibu kota negara kami yang suci tak terbagi, telah lama kami memimpikan dapat kembali ke kota ini sejak 2000 tahun yang lalu”. 
Mereka melihat bagaimana pentingnya kota ini bagi agama-agama di dunia, dimana terdapat tiga agama Ibrahim AS berada di sini, maka pandangan ngiler untuk menjadikan negara yahudi di sekitar Al-Quds semakin memuncak. Terbukti dengan penjajahan mereka terhadap kota tersebut yang tentunya kosong dari klaim-klaim agama yang mereka katakan. Dan ketika bangsa Israel berbicara tentang “Quds tak terbagi”, maka mereka telah melampaui batasan-batasan agama mereka yang mencaplok seluruh wilayah Al-Quds berikut distrik yang bersebelahan. 

Al-Quds dalam pandangan bangsa yahudi sekarang adalah seluruh wilayah yang telah mereka gabungkan secara sepihak sejak mereka menjajah kota tersebut tahun 1967. Perlu disebutkan di sini, seluruh dunia tidak setuju dengan perluasan penjajahan mereka. Bahkan semua pihak sepakat mengeluarkan sejumlah resolusi melalui Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan aksi tersebut.
Kita katakana, wilayah yang telah digabungkan dengan Al-Quds melalui perampasan secara paksa meliputi sejumlah wilayah di sekitar Tepi Barat yang cukup luas. Mencakup sejumlah perkampungan dan daerah. Hasilnya kota Al-Quds dalam peta Israel saat ini sangat aneh. Ujung wilayah Al-Quds terbentang mulai ke sebelah utaranya hingga pinggiran kota Ramallah, sementara ke sebelah selatanya hingga kota Bet Lehem. Untuk menancapkan kekuasaanya, Israel menamai seluruh wilayah yang telah dikuasainya di sekitar Al-Quds dengan sebutan Al-Quds. 
Mereka tak pernah ragu untuk terus memperluas wilayah permukimanya. Disamping memberikan izin seluas-luasnya bagi warga Israel untuk tinggal di wilayah sekitar Al-Quds. Hingga berdirilah sejumlah bangunan tinggi dan apartemen megah di sepanjang perbatasan Al-Quds yang baru yang diterapkan Zionis dengan kekuatan senjata.
Wilayah jajahan Israel saat ini telah mencapai 200.000 jiwa yang mencekik daerah-daerah sekitar. Karena mereka menguasai seluruh wilayah Al-Qud hingga lerengnya. Akibatnya perkampungan Palestina di sekitar itu menjadi terkurung. Disamping secara sistematis Israel telah mematikan pertumbuhan wilayah Palestina melalui perampasan tanah untuk kepentingan proyek-proyek Israel. Mereka juga menerapkan sejumlah peraturan ketat terhadap pergerakan warga Palestina yang tinggal di sana dan menutup sejumlah sentra ekonomi milik warga.
Dengan demikian pembagian wilayah secara hakiki memang tidak terjadi. Yaitu al-Quds tidak dibagi misalnya ke dalam wilayah barat atau timurnya. Akan tetapi dengan memisahkan Al-Quds dan sekitarnya dari wilayah Tepi Barat.
Bohong besar bila selama ini Israel mengklaim tentang penyatuan Al-Quds dengan arti yang mereka maksud. Kalaulah kita memandang Al-Quds dari wilayah lebih tinggi, akan tampak dengan jelas apa yang disebut oleh mereka sebagai “jalur hijau” pada peta Al-Quds tahun 1967.
Di sebelah barat Al-Quds tampak sejumlah bangunan tinggi dengan jalan-jalan dan infra setruktur di dalamnya. Sementara di sebelah timurnya, tampak perkampungan kumuh yang buruh renovasi pembanggunan serta infra setruktur yang sangat kurang. Hal mana terlihat sejauh mana kebijakan Zionis yang diskriminatif terhadap warga Arab. Tidak tampak ada bangunan baru di wilayah timur, kecuali di wilayah permukiman Israel yang telah digabungkan dengan kota Al-Quds.
Dengan demikian, pembicaraan tentang penyatuan Al-Quds adalah sebua kebohongan besar. Tidak dimaksudkan kecuali untuk menghapuskan hakikat permukiman Zionis yang ujung-ujungnya untuk menggabungkanya dengan Al-Quds timur secara geografis. Bagi siapa yang ingin menyelidiki sejauh mana penghapusan ini dilakukan Israel, ia bisa menyewa taksi milik Israel dari Al-Quds barat dan minta diantarkan ke wilayah Arab yang berdampingan dengan Al-Quds timur. Ia pasti akan melihat pembagian kota ini secara pasti. 
Dan semua ini menunjukan bahwa Israel tidak mesti bersusah payah untuk memasivkan permukiman Yahudi di wilayah Al-Quds raya, dengan kebijakan seperti ini sebenarnya mereka sudah menciptakan apa yang mereka inginkan.
×
Berita Terbaru Update