-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menyelinap Teluk, Kapal Selam Nuklir AS Terdeteksi Iran

Sabtu, 29 September 2012 | September 29, 2012 WIB Last Updated 2012-09-29T14:10:13Z
TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Angkatan Laut Iran mendeteksi keberadaan kapal selam nuklir AS di perairan Teluk Persia. Kabar itu muncul di tengah merebaknya kekhawatiran tentang salah-satu rute energi paling penting di dunia tersebut.
Sebuah patroli Iran memergoki kapal selam bertenaga dan bersenjata nuklir tersebut di Selat Hormuz yang strategis, yang menjadi jalur perlintasan minyak yang dihasilkan negara-negara Teluk menuju Asia, AS, dan Eropa Barat.
Saat ini ada 48 kapal logistik dan 18 kapal perang AS di perairan Teluk, di antaranya ada kapal pengangkut pesawat USS Eisenhower.
Para pakar mengatakan, selain risiko kecelakan yang menimbulkan bencana ekologi, keberadaan kapal selam nuklir di perairan sempit juga memicu ancaman polusi nuklir.
Belum ada komentar dari AS terkait laporan tersebut.
Pada tahun 2009, sebuah kapal selam bertenaga nuklir milik Angkatan Laut AS bersama dengan dek transportasi amfibi kelas San Antonio merapat di selat tersebut. Peristiwa itu mengkibatkan tumpahnya minyak diesel hampir sebanyak 28 jumat galon.
Maret 2011, sebuah kapalselam AS dan kapal amfibi AS bertabrakan di Selat Hormuz.
15 anak buah kapal mengalami luka ringan di atas kapal selam, dan kembali bertugas, kata AL AS dalam pernyataan via email. Sementara yang ada di atas kapal amfibi New Orleans tidak ada yang terluka.
Kapal selam bertenaga nuklir tersebut tidak terpengaruh oleh tabrakan itu, sementara tangki bahan bakar kapal New Orleans pecah.
Selat Hormuz adalah titik sempit di mulut Teluk Persia, antara Iran dan Oman yang menjadi jalur pengiriman 20 persen minyak dunia melalui kapal.
Pada tahun 2010, sejumlah sumber Mesir mengatakan sebuah kapal selam nuklir AS menyeberangi Terusan Suez untuk bergabung dengan armada AS di Teluk.
Sumber-sumber Mesir tersebut melaporkan bahwa kapal selam nuklir tersebut menyeberangi kanal bersama dengan sebuah kapal penghancur. Pasukan Mesir bersiaga penuh ketika konvoi Angkatan Laut melewati kanal.
Sebelumnya, sebuah kapal penghancur AS meninggalkan Teluk, menuju ke Laut Mediterania, sebuah kapal penyelamat Angkatan Laut AS juga menyeberangi kanal menuju ke Laut Merah.
Pengiriman kapal selam nuklir tersebut dilakukan saat wakil presiden AS kala itu Dick Cheney menggalang dukungan negara-negara Timur Tengah untuk menyerang Iran.
Pada 2007, sebuah kapal nuklir AS bertabrakan dengan kapal tanker Jepang berukuran besar di sebelah selatan selat.
Sekutu AS, Israel juga beberapa kali mengirimkan kapal menuju ke Iran. Menurut pemberitaan surat kabar Yedioth Ahronoth, pada Februari lalu Israel telah menyeberangi Terusan Suez untuk menuju ke arah Laut Merah.
Surat kabar tersebut menambahkan: "Sumber-sumber informasi yang ada tidak mengungkapkan tujuan akhir dari kapal-kapal tersebut, namun diperkirakan bahwa kapal-kapal tersebut menuju ke arah Teluk Arab, perjalanan yang memakan waktu empat hari
Pelayaran melintasi Terusan Suez dikoordinasikan dengan otoritas Mesir. Menurut keterangan sejumlah sumber, Mesir bahkan menghalangi kapal lain untuk melintasi Terusan Suez dan juga menghentikan arus lalu lintas darat di berbagai ruas jalan yang menuju ke Terusan Suez.
Pertengahan tahun lalu, dua buah kapal Israel melintasi Terusan Suez, sepuluh hari berselang setelah sebuah kapal selam berkapasitas nuklir meluncurkan serangan peluru kendali, untuk mengantisipasi kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Pemberangkatan kapal Israel menuju Laut Merah dibenarkan oleh para pejabat Israel, mereka memberikan lampu hijau untuk melakukan serangan.
Israel memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab yang juga merasa resah jika Iran mendapatkan senjata nuklir. (dn/pv/bb/sm)
×
Berita Terbaru Update