Menantang Maut untuk Sekolah

Anak-anak ini menerjang arus sungai yang cukup tinggi bagi mereka.

Potret buram perlindungan anak-anak muncul kembali dari Sumatera Barat, tepatnya di  desa Nagari Koto Nan Tigo. Sejumlah anak-anak sekolah di desa ini harus menantang maut jika ingin bersekolah.

Alih-alih malas dan membolos, anak-anak sekolah dasar dari Nagari Koto Nan Tigo harus melewati sungai berarus deras, setiap hari dalam perjalanan menuju sekolah. Tapi, tak ada jembatan yang menggantung. Pilihannya hanya satu, mereka menceburkan diri ke sungai dan melawan arus deras air.

Anak-anak dengan tubuh mungil ini harus menjaga keseimbangan. Oleng sedikit saja, bisa fatal. Terseret arus. Beberapa siswa bahkan saling berpegangan agar bisa menjaga keseimbangan.

[ads-post]

Anak-anak ini tak habis akal agar seragam mereka yang bersih tidak basah. Sebelum masuk ke sungai, pakaian dari pinggang ke bawah terpaksa dilucuti. Bagi anak yang masih kecil, seragam atas harus digulung hingga dada.

Sampai di seberang, anak-anak ini mengenakan kembali perlengkapan sekolah. Dan tiba di sekolah untuk menuntut ilmu.

Mereka pun kemudian menerjang arus sungai yang ketinggiannya sampai perut atas agar bisa sampai ke seberang. Sepatu, tas, dan seragam bawah diangkat tinggi-tinggi agar tak terkena air.

Sebelumnya, sejumlah anak dari Desa Batu Busuk, Sumatera Barat pun harus bertaruh nyawa agar bisa sampai di sekolah. Perjuangan mereka kemudian diberitakan media asing, Dailymail.